Dzikir Agar Masalah Cepat Selesai | Saat artikel ini ditulis menjelang bulan Muharam 1443 H. Baru saja kita meninggalkan Dzulhijah. Selamat untuk Anda yang kemarin menunaikan ibadah qurban, baik kambing ataupun sapi. Bagi yang belum berkesempatan, semoga tahun depan ada niatan dan kesempatan buat qurban, insya Allah.
Anda yang berqurban kemarin, sudah lulus dari satu ujian Allah. Sebagaimana Allah menguji keimanan Nabi Ibrahim. Menguji Ismail serta menguji pula Siti Hajar. Mereka sekeluarga diuji oleh Allah dengan berbagai himpitan hidup.
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, ;Kami telah beriman.’ sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. Al Ankabut 2).
Ada yang diuji sakit, diuji ketakutan karena menyebarnya virus corona yang begitu cepat. Ada juga yang diuji berkurangnya penghasilan karena PPKM darurat misalnya atau malah kehilangan pekerjaan.
Maka tugas kita saat ini hanyalah sabar menghadapinya. Bagaimana cara sabarnya? Tentu dengan ikhtiar. Ya, ikhtiar kemanusiaan. Kita patuhi protokol kesehatan (prokes). Ikhtiar langit jangan dilupakan. Banyak dzikir dan doa. Ada dzikir agar masalah cepat selesai.
Bagi orang sabar, telah terpatri dalam hatinya dengan sungguh yakin bahwa segalanya atas kehendak Allah. Allah jua yang Maha menciptakan sesuatu tersebut dan segalanya akan kembali padaNya. Termasuk nyawa kita sekali pun. (Baca juga: Kesuksesan Terbesar Dalam Hidup | Menurut H. Moh. Agus Salim, S.Pd.I)
Syekh Ahmad Musthafa Al Maraghi Tafsir Al Maraghi menuliskan sebuah kisah. Suatu ketika ada tiga orang tamu datang kepada Imam Hasan Basri, seorang tabi’in dan tokoh sufi besar berguru langsung kepada para sahabat Rasulullah.
Tamu-tamu tersebut mengeluhkan masalahnya. Tamu pertama menyampaikan bahwa sudah lama tidak turun hujan di daerahnya. Sehingga terjadi kekeringan & paceklik.
Tamu kedua mengalami krisis ekonomi yang menghantam usahanya sehingga ekonominya terganggu & banyak utang. Mungkin ibaratnya seperti halnya terdampak PPKM level kemarin 4.
Tamu ketiga mengadu sudah lama berumah tangga tapi belum dikaruniai anak. Maka Imam Hasan Bashri memberi solusi buat ketiga tamunya yang punya masalah tersebut. Imam menyuruh mereka memperbanyak membaca istigfar. Inilah salah satu dzikir agar masalah cepat selesai. (Baca juga: Dzikir Agar Masuk Surga | Konsultasi Agama)
Al-Rabi bin al-Sabih, murid Imam Hasan Al Basri bertanya. “Wahai Imam, tadi orang-orang berdatangan kepadamu mengadukan berbagai permasalahan, dan engkau memerintahkan mereka semua agar beristigfar, mengapa demikian?”
Imam Hasan Al-Bashri menjawab, “Aku tidak menjawab berdasarkan pikiranku sendiri. Tetapi karena Allah Swt. telah mengatakan:
“Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun- niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai’” (QS. Nuh 10-12).
Jika dihubungkan secara langsung memang tidak masuk akal, bila dikatakan bahwa istigfar mampu membuat manusia sejahtera lahir dan batinnya.
Namun bila ditinjau dari segi psikologi agama, maka tidak ada yang tidak mungkin. Karena fungsi istrighfar itu sendiri adalah sebagai permohonan yang amat sangat kepada Allah agar mengampuni dosa-dosa hamba-Nya.
Maka betapa cerdasnya Imam Hasan Basri memberi solusi dari tiga keruwetan hanya dengan satu solusi langsung yang direkomendasi oleh Allah. Rasulullah pun tercatat membiasakan beristigfar 70 hingga 100 kali sehari semalam.
Padahal Rasulullah itu ma'shum (terhindar dari dosa). Di ayat lain, juga ada data bahwa ternyata ciri-ciri ahli surga itu antara lain mereka rajin membaca istigfar di waktu sahur.
“Dan mereka selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar” (QS. Az Zariyat 18).
Berdasar pesan Al-Quran ini, Allah menjanjikan banyak solusi hidup, kesuburan di tengah paceklik, keamanan di tengah ketakutan akibat pandemi, kemakmuran di saat himpitan ekonomi serta anak bagi orang-orang yang banyak beristigfar. (Baca juga: Bantu Azizah Calon Hafidzah Lawan TBC Paru-paru)
Tentu istigfar ini dikerjakan tidak hanya mengejar banyak, namun juga dilakukan secara khusyuk. Zikir yang dilandasi dengan keyakinan yang kuat kepada Allah. Ia yakin Allah akan memberi pertolongan.
Jadi, ketika seseorang berharap pertolongan Allah, dia tidak sekadar kerja, kerja, dan kerja. Tidak sekadar menjaga Prokes yang disingkat menjadi moto 3M, 5M, bahkan sampai 10M sekalipun.(Baca juga: Kisah Guru di Jember | Mengantar Siswa Mandi di Kali)
Namun ia juga yakin, yakin, dan yakin bahwa Allah-lah yang bisa menghilangkan virus ini. Allah penolong kita. Kecilkan diri kita di hadapan Allah, jangan sombong. Mintalah ampunan-Nya dan mintalah pertolongan-Nya. Inilah PPKM level tertinggi, level maksimum: istigfar.
Semoga kita selalu diberi kesabaran oleh Allah dalam mengahadapi segala ujian, dan Allah mengampuni dosa-dosa kita. Dan bangsa Indonesia diberi jalan keluar dalam mengahadapi ujian wabah ini. Amin, ya rabbal alamin. (Baca juga: Kisah Kakek Tanpa Tulang Hidung Pantang Mengemis Dari Bondowoso)
Oleh H. Muh. Agus Salim, S.Pd.I, Bendahara PC LKK NU Jember
###
Tak hanya sektor pendidikan, kesehatan, sektor ekonomi pun harus merasakan pahitnya dampak covid-19 ini. Klik sini untuk donasi untuk mereka yang terdampak pandemi