Istri yang Baik Menurut Islam | Bersama siapa seseorang paling banyak menghabiskan waktunya selama hidupnya? Mari kita kita hitung.
Pertama kali kita hidup bersama kedua orangtua kita. Umumnya sampai usia kerja, sekitar usia 21 atau 22 tahun. Setelah itu biasanya kita merantau di kota lain.
Bahkan bisa lebih cepat meninggalkan rumah orang tua jika sejak usia sekolah sudah mondok di pesantren. Bisa usia 12 tahun atau usia 15 tahun sudah tinggal di ponpes.
Setelah dewasa, seseorang bisa jadi akan tinggal serumah bertahun-tahun dengan suami atau istrinya. Ada orang yang hidup bersama istri atau suami selama 30 tahun, ada yang 40 tahun, ada yang 50 tahun dan bahkan lebih dari itu.
Karena itulah suami dan istri lebih erat itu lebih dari saudara maupun ortu-anak. Mari kita ulas sekilas tentang istri yang baik menurut Islam. (Baca juga: Istri Menyesal Setelah Suami Meninggal | Dulunya Sering Meremehkan)
Pada hakikatnya, dunia ini adalah berisi permainan dan perhiasan. Dan perhiasan paling indah adalah istri shalihah. “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah” (HR. Muslim).
Mari kita sama-sama analisis pesan nabi Muhammad ini. Betapa peran istri sangat signifikan dalam kehidupan dunia akhirat seseorang. (Baca juga: Membantu Janda dan Anak-anak Yatim | Santunan Untuk Nur dan 4 Anaknya)
“Ketika seorang hamba menikah, berarti dia telah menyempurnakan setengah agamanya. Maka bertaqwalah kepada Allah pada setengah sisanya” (HR. Baihaqi).
Mengapa dianggap setengah agama? Karena kerusakan di dunia ini disebabkan karena hawa nafsu manusia. Sedangkan nafsu manusia itu berada pada dua tempat: mulut dan kemaluan.
Maka dengan menikah, maka selamatlah separuh dari agamanya. Dan seorang pria yang menikah itu berarti sang istri telah menggenapi agama suaminya. Begitu juga sebaliknya.
Maka istri yang baik menurut Islam menurut Islam adalah menjaga hawa nafsunya dan menikmati hawa nafsunya bersama suaminya. (Baca juga: Suami Istri Bertemu di Surga | Resepnya dan Doa)
“…Mereka adalah pakaian bagimu, dan engkau pun adalah pakaian bagi mereka…” (QS. Al Baqarah 187).
Fungsi pakaian antara lain menutup aurat, memperindah penampilan, memberi identitas dan menghangatkan tubuh. Begitu pula istri. Ia menutup aib-aib suami dan memperindah kehidupan dan agama suami serta keluarganya.
Begitulah istri yang baik menurut Islam. Istri mempercantik kehidupan suami dan suami memperindah kehidupan istri. (Baca juga: Bantu Azizah Calon Hafidzah Lawan TBC Paru-paru)
“Dan orang orang yang berkata, ‘Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami (berupa) pasangan-pasangan (istri) dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa” (QS. Al Furqan 74).
Ayat di atas merupakan doa para hamba Ar Rahman (ibadurrahman). Mereka memohon kepada Allah agar dikaruniai istri dan anak yang menyejukkan hati. Karena tak ada yang lebih indah bagi seseorang daripada keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah.
Istri yang baik menurut Islam itu menyejukkan hati sang suami. Begitu juga suami yang baik. (Baca juga: Suami Menjauh Dari Istri | Konsultasi Agama)
Lazimnya para pria itu berjuang di luar rumah. Ada yang berjuang untuk memenuhi nafkah keluarga dan berjibaku medan jihad.
Perjuangan para suami ini mengandung risiko tinggi. Ada yang sampai terluka maupun hilangnya nyawa. Peran istri di rumah akan menciptakan rasa aman bagi suami. Doa para istri akan menjadi bekal yang menentramkan suami yang berjuang.
Teladan terbaik kita bisa kita petik dari Siti Khadijah. Begini kesan Nabi terhadap beliau, “Allah tidak menggantikannya dengan seorang wanita pun yang lebih baik darinya. Khadijah telah beriman kepadaku tatkala orang ingkar. Ia membenarkan aku tatkala orang mendustakan aku, ia membantuku dengan hartanya tatkala orang menahan hartanya, dan Allah telah menganugerahkan darinya anak-anak tatkala Allah tidak menganugerahkan kepadaku anak-anak dari wanita-wanita yang lain” (HR. Ahmad).
Kita juga meneladani Hasri Ainun Besari. Bu Ainun telaten mendampingi Pak Habibie hingga akhir hayat. Bu Ainun setia menemani suami di kala susah maupun senang. Di saat tertekan maupun saat berjaya.
Dan Bu Ainun tetap sabar menenangkan suami ketika memimpin negeri yang sedang genting saat krisis besar 1998. Bu Ainun layak menjadi salah satu teladan istri yang baik menurut Islam.
Di sisi lain, para istri juga harus mawas diri. Betapa banyak kerusakan rumah tangga bermula dari sikap buruknya istri. Bukan bermaksud mendiskreditkan kaum istri. Namun, hal ini merupakan sinyalemen dari nabi.
Nabi menjelaskan, “Dan aku melihat neraka. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.”
Para sahabat bertanya, “Mengapa bisa demikian?” Nabi saw menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?”
Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’” (HR. Bukhari dan Muslim).
Yang dimaksud kufur ini bukanlah keluar dari Islam. Ini merupakan teguran untuk wanita yang tidak mau bersyukur atas pemberian suami.
Dan kita diberi peringatan tentang sosok istri-istri yang buruk. “Allah membuat istri Nuh dan istri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang shalih di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istiri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya), ‘Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)’” (QS. At Tahrim 10).
(Baca juga: Kisah di Balik Rujak Manis Linda Jalan Jawa Jember)
###
Jika Anda ingin berinfaq atau bershadaqoh secara rutin, bisa melalui BSI nomor 703.996.999.2, atas nama Yayasan Dana Sosial Al Falah.
Foto: pixabay