Ket Foto: Prof.Dr. Moh. Fadli, SH.MH (dua dari kiri) bersama saudara dan ibunda.
Tak banyak yang menyangka, kota seperti Bondowoso ini telah melahirkan banyak cendekiawan. Padahal kabupeten ini lebih sering disebut kota pensiunan. Ternyata sejumlah guru besar berasal kota kecil ini.
Salah satunya adalah Prof.Dr. Moh. Fadli, SH.MH. Sosok kelahiran Bondowoso 1965 ini merupakan Guru besar fakultas Hukum di Unversitas Brawijaya Malang.
Fadli dibesarkan dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang pengajar yang sekaligus petani di Desa Tangsil Kulon, Bondowoso. Sang ayah, (Alm) KH. Mohamad Soebahar adalah perintis Madarasah Diniyah di kampungnya sejak 1942.
Tak hanya pengajar, Kyai Haji Soebahar juga sebagai kepala sekolah dan sekaligus gurunya. Hebatnya, Pak Kyai tidak menerima gaji. Justru Pak Kyai-lah yang mengaji para gurunya dari hasil sawahnya sendiri.
Sosok sang ayah ini begitu kuat pada putra-putranya. Ia menjadi salah satu panutan yang sangat diidolakan dan betul-betul menjadi penyemangat Fadli. “Begitulah impian ayah kami, beliau sangat kuat harapannya agar ingin punya anak yang profesor. Katanya: andai mempunyai uang banyak, saya ingin menyekolahkan anak sampai profesor,“ tutur Fadli.
Ayahnya setiap waktu subuh dan Ashar menjadi imam shalat berjamaah. Selepas Subuh, sang ayah membimbing pengajian kitab. “Setelah itu menyempatkan ke sawah, lalu berangkat mengajar di Madrasah sampai sore,“ kenangnya.
Jiwa pendidik inilah yang menginspirasi ketiga putranya. Harapan sang ayah pun terwujud. Selain Fadli, kedua saudaranya juga merupakan guru besar yakni Prof. Dr. Moh. Erfan Soebahar M.Ag (guru besar ilmu hadist UIN Wali Songo Semarang & Ketua MUI Kota Semarang) dan Prof.Dr. Abd. Halim Soebahar MA (guru besar Pendidikan Islam UIN KH. Achmad Siddiq Jember).
Moh. Fadli sendiri menyelesaikan jenjang SD hingga SMA di Bondowoso, tepatnya SMAN 2. Lalu ia menempuh S1 dan S2 di Fakultas Hukum di Universitas Brawijawa (UB).
Sedangkan untuk jenjang doktoral ia menempuhnya di Universitas Padjajaran Bandung. Sejak September 2020, Fadli dikukuhkan sebagai profesor bidang ilmu hukum. Fadli menjadi salah satu dari lima profesor yang masih aktif Fakultas Hukum UB.
Jika ditotal, Fadli menjadi salah satu profesor aktif dari ke-190 dari Unibraw dan profesor aktif ke-270 dari seluruh guru besar yang dihasilkan Unibraw. Tim YDSF Perwakilan Bondowoso sempat berkunjung di kampung halamannya. Dari pertemuan singkat itu, penampilan ayah empat anak ini begitu sederhana. Banyak yang tidak menyangka jika ia adalah seorang guru besar di perguruan tinggi negeri yang cukup kenamaan. (Baca juga: Kisah Kakek Tanpa Tulang Hidung Pantang Mengemis Dari Bondowoso)
Selain aktif mengajar, Fadli punya jiwa sosial yang tinggi. Ia menjadi pengasuh dan penyantun sejumlah pelajar dan mahasiswa. Beasiswa dari kantongnya sendiri bagi pelajar dari keluarga yang tak mampu. Tiga di antaranya sudah menyelesaikan jenjang S3.
Dari perbincangan dengannya, banyak sekali inspirasi yang didapat. Di poin terpentingnya antara lain bahwa orang sukses bukan yang hanya jabatan tinggi atau yang kaya raya. “Seorang sukses itu yang mampu menciptakan generasi yang bisa sekolah setinggi mungkin,“ jelasnya.
Ketika mendapati mahasiswanya hadir terlambat di kelas, dia sering memberi wejangan. “Apa untungnya kamu terlambat? Apa tidak kasihan pada orangtua yang menyekolahkanmu,“ tuturnya bercerita.
Fadli punya prinsip hidup: Hiduplah dengan apa adanya. Bagilah ilmumu kepda sesama umat. Bagilah rezekimu untuk kebaikan. Insha Allah orang sekitarmu akan segan padamu karena kearifanmu. Orang baik bukan karena tidak pernah salah tetapi orang baik yang selalu mengakui kekurangannya dan mau belajar untuk memperbaiki. (Foto & Naskah: Indah, Bondowoso)