Kiat Sehat dengan Merespon Sinyal Tubuh | “Jagalah sehatmu sebelum datang sakitmu.” Itulah di antara pesan dari lima pesan Rasulullah saw. kepada kita, seperti yang diceritakan seorang sahabatnya yang bernama ‘Amr bin Maimun al-Audiy ra. dalam riwayat yang dicatat Imam Hakim dalam Kitab al-Mustadrak yang dishahihkan Syekh al-Albani.
Pesan ini sangat penting, apalagi di masa Pandemi Covid-19 yang masih mewabah di negeri ini, terutama di wilayah Jawa-Bali. Karena bagaimanapun juga, menjaga datangnya penyakit atau virus, itu lebih baik daripada mengobatinya.
Tahukah Anda bahwa ternyata tubuh kita ciptaan Allah yang Maha Perkasa ini memiliki sistem peringatan dini (alarm). Ini akan memberitahu Anda jika terjadi sesuatu yang salah, membahayakan bahkan mengancam jiwa.
Bentuknya bermacam-macam, dari yang bersifat ringan hingga gejala kuat seperti serangan jantung. Kita sangat perlu mengenali dan segera meresponnya agar bisa melakukan antisipasi dini.
Agar bisa terhindar dari penyakit yang berbahaya atau sering disebut dengan penyakit ‘mematikan’. Apa saja sinyal tubuh tersebut?
Sepuluh Sinyal Tubuh Perlu Kita Kenal
Demam.
Secara umum demam adalah kondisi meningkatkan suhu tubuh, yaitu di atas 38 derajat Celcius.
Ini adalah sinyal yang dikirim tubuh ke pemiliknya, tubuh sedang bereaksi atau memberikan perlawanan terhadap adanya penyakit atau infeksi.
Bersin, pilek dan hidung tersumbat.
Kemunculan ketiga sinyal ini biasanya hampir bersamaan. Ketiganya sinyal bahwa Anda mengalami flu atau alergi. Jika keluhan ini terus ada, bisa terjadinya sakit sinusitis. (Baca juga: Bocah Yatim Usia 7 Tahun Di Jember Menderita Meningitis | Butuh Santunan)
Batuk.
Ini sinyal yang dikirim tubuh sebagai refleksi untuk bersihkan saluran napas dari lendir atau debu dan asap yang telah merasuk ke tubuh kita. Batuk juga bisa menandakan adanya perlawanan tubuh terhadap virus atau bakteri penyebab infeksi saluran pernapasan.
Mual, Nyeri perut atau Diare.
Ini merupakan sinyal adanya masalah di dalam saluran cerna Anda. Biasanya, ini disebabkan oleh gastroeteritis atau peradangan saluran cerna akibat infeksi virus atau bakteri.
Infeksi yang ringan dapat pulih tanpa perlu pengobatan yang spesifik. Pastikan kita minum air putih yang cukup agar tidak mengalami dehidrasi.
Sakit kepala.
Sakit kepala dapat dirasakan sebagai sensasi berdenyut, nyeri kuat seperti ditusuk, atau terasa kencang seperti diikat. Lokasi, intensitas, dan pemicu sakit kepala dapat menjadi petunjuk untuk mencari jenis dan kemungkinan penyebab sakit kepala.
Menurut International Headache Society, ada dua jenis sakit kepala, yakni sakit kepala primer dan sekunder. Sakit kepala primer disebabkan adanya gangguan pada bagian dari kepala seperti otot, pembuluh darah, dan saraf.
Sedangkan yang sekunder terjadi akibat penyakit lain yang mendasari, seperti tumor otak, infeksi otak, perdarahan otak, stroke, atau glaukoma.
Nafsu makan menurun.
Ini biasanya sinyal yang dikirim tubuh untuk memberitahukan adanya infeksi yang menyertai keluhan demam, batuk pilek, mual, atau diare.
Ini juga bisa diakibatkan oleh stres (psikologis) yang memicu peningkatan asam lambung. Sehingga perut terasa penuh atau begah dan merasa cepat kenyang.
Merasa gampang lelah dan lemas.
Umumnya ini merupakan sinyal dari tubuh agar kita mengurangi aktivitas, perlu istirahat yang cukup agar dapat melawan infeksi yang ada dalam tubuh.
Jika sinyal ini terus-menerus dirasakan, waspadalah akan penyakit kronis seperti kurang darah (anemia), gagal jantung, gangguan autoimun, infeksi kronis, atau kanker. (Baca juga: Ternak Sapi Untuk Mbah Samad, Penderita Tumor Di Bondowoso)
Pegal-pegal.
Jika hanya berlangsung selama beberapa hari, kemungkinan ini disebabkan oleh infeksi virus ringan. Namun jika terasa berkepanjangan, kemungkinan ini disebabkan penyakit lain yang lebih serius atau dipicu oleh stres yang berkepanjangan, segeralah cek medis.
Keluar keringat berlebihan.
Bila terjadi saat olah raga atau aktivitas berat, itu wajar. Tapi jika tidak, bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, atau sinyal yang mendasari adanya kanker, gangguan jantung, gula darah rendah (hipoglikemia).
Berat badan terus turun walau tidak diet.
Ini bisa jadi sinyal adanya penyakit kronis seperti infeksi tubercolosis, infeksi HIV, kanker, diabetes, gangguan tiroid, penyakit radang usus, dan gagal jantung.
Mari kita pahami sinyal tubuh ini dan segera mersponnya untuk mengambil langkah antisipatif. Jangan lupa untuk terus berdoa seperti yang dipesankan Rasulullah saw. “Mintalah kesehatan kepada Allah, karena tiada pemberian yang lebih utama untuk seorang hamba melebihi kesehatan.” (HR. Ahmad, dishahihkan Syekh al-Armauth). (dari berbagai sumber).
Oleh Hasan Bishri, Lc Direktur Graha Ruqyah Salemba, Jakarta
Foto: pixabay