Menanamkan Sukses Sejak Pagi | Dia terkenal sebagai wanita hebat di kantornya. Dia adalah saleswoman terbaik. Karena selalu membuat penjualan terbanyak dari teman-temannya yang lain.
Dalam evaluasi akhir hasil penjualan mobil. Atasannya mengumpulkan semua karyawan. Lalu dia memberi hadiah kepada wanita tersebut atas prestasi sebagai penjual mobil terbanyak.
Setelah maju dan menerima hadiah, wanita tersebut ditanya, “Apa yang menyebabkan Anda mampu menjual mobil jauh lebih banyak dari teman lainnya? Saya ingin menjadikan kesuksesan Anda ini sebagai model atau contoh kepada kawan-kawan yang lain. Hal-hal apa saja yang membuat Anda sukses, agar bisa ditiru oleh yang lain.”
Menanamkan Sukses Sejak Pagi, Keluarga Bahagia Diawali Di Pagi Hari
Wanita itu diam sejenak lalu bercerita. “Saya rasa, saya tidak punya kelebihan apa-apa. Hanya yang membuat saya yakin hari itu bisa menjual mobil adalah suasana hati saya. Saya selalu berusaha menjaga suasana hati ini, agar tetap stabil bahagia setiap harinya. Maka yang saya lakukan adalah bersyukur kepada Allah karena telah memberi kesempatan menikmati hari ini.”
“Lalu saya melakukan aktivitas pekerjaan rumah sesuai jadwal yang telah saya tentukan. Agar bisa berangkat dalam kondisi senang, fresh, dan tidak tergesa-gesa. Dengan begitu emosi dan mental saya tidak terganggu pagi itu.”
“Biasanya saya mampu menyiapkan segala keperluan suami dan anak dalam waktu yang cukup sebelum berangkat ke kantor. Suami mengantar anak-anak ke sekolah. Saat itu, saya bisa berpamitan dengan suami, mencium tangannya dengan penuh hormat, tidak lupa memohon doanya. Lalu saya mencium pipi anak-anak.”
“Lalu saya berangkat ke kantor dengan suasana hati ceria, dan penuh keyakinan siap melaksanakan tugas. Dan sesuai keyakinan saat itu, biasanya saya selalu mampu melakukan penjualan. Saya kira itu saja yang saya lakukan setiap hari.”
Tepuk tangan karyawan bergemuruh menyambut cerita wanita tersebut. Itulah pentingnya menanamkan sukses sejak pagi. Karena bahagia itu dimulai sejak paginya.
Lalu sang pimpinan bertanya, ”Apakah Anda pernah tidak mampu melakukan penjualan?”
“Pernah. Hari itu saya berangkat terlambat, saya terburu-buru menyalami suami dan hanya melambaikan tangan kepada anak. Karena sangat tergesa-gesa, saya tidak sempat cipika-cipiki dengan anak-anak saya.”
“Pagi itu saya betul-betul tidak ingin terlambat. Karena saya tidak biasanya terlambat. Sesampai di kantor, saya terlambat juga. Hari itu pikiran saya berbeda dari hari biasanya. Nuansa hati saya semrawut, agak tegang, dan mood menjual jadi berkurang. Sehari, itu saya sudah berusaha menawarkan, namun tidak ada hasilnya.”
Baca juga: Menjadi Muslim Diridhoi Allah
***
Cerita tersebut saya baca di sebuah media sosial. Namun ada hal yang sangat menarik yang perlu kita renungkan dan menjadi pelajaran bagi keluarga kita. Yaitu menjaga suasana ceria di pagi hari.
Salah satu yang paling crowded (padat) dalam rumah tangga adalah waktu pagi. Terutama bagi wanita yang punya aktivitas di luar rumah.
Waktu pagi adalah waktu berharga. Dia harus menyiapkan sarapan, membangunkan anak, dan mengantar anak. Belum lagi belanja untuk hari itu. Betul-betul waktu yang berharga. Sedangkan waktunya hanya berkisar 2-3 jam saja.
Jika waktu pagi ini tidak disiapkan dengan baik, maka akan membawa keruwetan. Kapan mulai belanja, kapan menyiapkan sarapan, kapan membangunkan anak, dan lain-lain.
Tidak sedikit orang tua uring-uringan karena ketidaksiapan masing-masing. Anak malas bangun sehingga terlambat sekolah. Di satu sisi, ayah harus segera berangkat. Suami-istri bertengkar karena sarapan yang tidak siap. Suasana pagi yang rusak itu pasti berpengaruh setelahnya.
Ada ungkapan bijak, “Suasana pagimu menentukan suasana harimu. Jika bahagia di pagi harinya, bahagialah di sepanjang hari itu. Jika suasana rusak di pagi harinya, rusaklah suasana sepanjang hari itu.”
Kisah tadi mengajarkan betapa rezekinya menjadi sempit hanya karena tergesa-gesa. Belum sampai pada level bertengkar atau amarah.
Bisa dibayangkan jika keruwetan pikiran muncul dari ketergesa-gesaan. Bagaimana lagi jika keruwetan pikiran itu muncul dari pertengkaran dan ledakan amarah di pagi hari. Baca: Bocah Yatim Usia 7 Tahun Di Jember Menderita Meningitis | Butuh Santunan
Doa Bahagia Yang Diajarkan Nabi
Islam mengajarkan agar selalu besyukur dalam setiap saat. Merasakan nikmat Allah setiap saat akan membuat kita senantiasa tidak lepas dari rasa syukur.
Maka bersyukur di pagi hari menjadi lebih dibutuhkan agar keceriaan itu muncul sejak pagi hari. Demikianlah pentingnya menanamkan sukses sejak pagi.
Rasulullah saw. mengajarkan agar ungkapan yang keluar pertama kali saat bangun tidur itu adalah ungkapan rasa syukur.
Alhamdulillaahil-ladzii ahyaanaa ba’da maa aamaatanaa wa ilaihin nusyuur
“Segala puji bagi Allah Yang membangunkan kami setelah ditidurkan-Nya dan kepada-Nya kami dibangkitkan” (HR. Bukhari dan Muslim).
Cobalah kita merasakan saat mengucapkan hamdalah ketika bangun. Alhamdulillah atas berbagai nikmat Allah yang diberikan kepada kita. Alhamdulillah atas nikmat kehidupan. Alhamdulillah atas nikmat kesehatan. Alhamdulillah atas nikmat materi yang masih di tangan. Alhamdulillah atas nikmat kesempatan beraktivitas kembali. Maka hari itu adalah milik Anda.
“Siapa saja yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan ia telah memiliki dunia seisinya” (HR. Tirmidzi; dinilai hasan oleh Al-Albani). Wallahu a’lam bis shawab.
oleh Adhan Sanusi, Lc, Konsultan Keluarga & trainer Al Quran, pengelola website pribadi: tahsinquran.com
Foto: pixabay