Motivasi Manajemen | Memilih Yang Penting

08-12-2020

Di masa Covid-19, banyak lembaga atau bahkan perusahaan kecil yang menyadari bahwa website itu penting sekali. Ketika aksi korporasi tidak bisa dilakukan dengan offline, maka online menjadi solusi. Dalam sebulan, ada tiga pemesanan pembuatan website baru. Kami fokus di segmen menengah. Segmen inilah yang sebelum ini banyak melupakan bahwa website itu sebenarnya sangat penting.

Nah, ada kebiasaan yang sering kami temukan di lapangan. Hampir semua klien akan memperhatikan hal-hal yang tidak penting tapi melupakan aspek paling penting dari website. Contoh biasanya yang diperhatikan adalah selera desain, entah warna yang kurang gelap, atau kurang garis, atau jenis huruf yang tidak disukai. Bagi pengembang seperti kami, hal itu bukanlah suatu yang sulit. Intinya hanya tampilan.

Tapi sejenak saya ingin mengajak pembaca memahami unsur paling penting dari website dalam pembuatan. Pertama, adalah aspek kecepatan ketika dibuka. Sehingga hampir semua website besar memiliki kecepatan yang mengagumkan. Contoh detik.com yang mampu tampil sempurna di bawah durasi enam detik.

Padahal kalau kita lihat tampilannya, dari dahulu seperti itu saja. Dominan biru, berita di semua sisi.  Begitu juga dengan website kenamaan lainnya.

Yang kedua, dalam proses pembuatan unsur paling penting yang patut diperhatikan adalah kemudahan navigasi website. Agar pengunjung mudah mengeksplorasi dan memiliki kenyamanan tinggi. Ini juga jarang diperhatikan oleh klien kami. Seolah-olah, yang penting rumah bagus, entah pintu masuknya dari samping atau malah memanjat, itu tak terlalu peduli. Ini tidak masuk akal.

Padahal jika kita perhatikan dengan seksama pada perubahan website-website besar, rata-rata salah satu tujuannya adalah memudahkan navigasi dan menu lebih simple. Ingat, bagaimana Android menggerus ponsel pintar lainnya dalam waktu sekejap. Itu juga karena navigasi yang mudah dalam satu sentuhan. Begitu juga dalam pembuatan website.

Sayangnya pemesan website biasanya tidak sebatas abai masalah menu, tapi terkadang bahkan tidak tahu apa yang ingin dijadikan menu. Sehingga yang penting tampil di depan bagus. Ketika diklik sana sini, website belum terisi dengan baik.

Inilah rata-rata masalah utama setiap personal dari kita. Gagal memilah antara yang penting dan tidak penting. Saya tidak memasukkan elemen genting di sini. Hanya harus belajar memilah antara yang penting dan tidak penting saja.

Kemampuan memilah antara yang penting dan tidak penting akan menjadikan orang mampu melakukan sesuatu dengan efektif dan efisien. Seperti ingin ke Jakarta dari Surabaya. Dia sampai di tujuan pada saat yang tepat. Karena butuh ketepatan waktu langsung diputuskan naik pesawat. Tidak berpikir panjang untuk jalur darat hanya ingin melihat pemandangan semata.

Kemampuan ini sangat dibutuhkan dalam setiap aspek pekerjaan. Terutama pemimpin. Jika belum terbiasa, dijamin hanya berada pada posisi staf saja selama sekian lama.

Muslim Sudah Dilatih

Sebagai muslim kemampuan ini sebenarnya sudah sering dilatih. Dalam setiap aspek kehidupan. Contoh di surat Ad Dhuha ayat 4, yang artinya, “Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang.” Perhatikan kalimatnya, kita diminta memilih mana yang lebih penting.

Paling jelas setiap muslim dilatih untuk bisa memilah mana yang paling penting adalah dalam aspek memilah jodoh. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari disebutkan, “Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya; maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung.”

Dari empat perkara, muslim diarahkan untuk memilah aspek yang paling penting, meski yang lain menarik. Yaitu agama. Kemampuan untuk memilah yang penting dilatih ketika sudah dewasa akan masuk dunia rumah tangga.

Kemampuan itu memang dibutuhkan untuk mengarungi bahtera rumah tangga yang cukup panjang. Jika mementingkan sesuatu yang tidak penting, rumah tangga selalu ada sandungan. Ada uang yang harusnya untuk bayar SPP, justru untuk ganti ponsel baru. Tentu mematik amarah pasangan.

Inilah kemampuan mendasar yang dibutuhkan. Kemampuan memilah yang penting. Jika kita tidak memilikinya, kemungkinan kita juga sulit menjadi orang yang penting, meski di komunitas kecil, atau bahkan di keluarga.

 

Oleh Ma'mun Afani
Penulis novel & admin http://panduanterbaik.id/

Ilustrasi/foto: pixabay.com