Regenerasi Umat Islam Bukan Reproduksi

21-08-2023

Beberapa waktu lalu sedang viral seorang PNS yang dikaruniai 16 anak dan semuanya penghafal Al-Qur'an di Kolaka Utara Sulawesi Selatan. Di sisi lain pernah saya baca di Inggris sepasang suami istri yang mempunyai 21 anak. 

Ada masalah apa dengan banyak anak? Masalahnya bukan pada jumlah berapa banyak anak. Melainkan lahir dari rahim siapa anak tersebut? Dan bersama siapa mereka tumbuh kembang?

Maka dalam agama bukanlah sekadar reproduksi banyak anak yang diinginkan, melainkan regenerasi anak sepeninggal orangtua mereka. 

Baca juga: Cara Membentuk Anak Sholeh

Belajar dari Kerisauan Nabi Zakaria

Itulah kegalauan Nabi Zakaria memohon agar Allah memberikan anak kepadanya walaupun sudah sangat sepuh dan kondisi istrinya mandul. Alasan regenerasi bukan reproduksi.

Apa maksudnya dari regenerasi? Yaitu pewarisan nilai. Maksudnya adalah ada penerus/generasi selanjutnya jika dia telah tiada, siapa yang akan bersujud kepada Allah di muka bumi, siapa yang akan mengajak/berdakwah untuk mengajak orang lain ikut bersujud kepada Allah.

Seperti yang tergambar dalam surat Maryam. “Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku (mawali) sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu, yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Ya’qub, dan jadikanlah dia, Ya Tuhanku, seorang yang diridhai” (QS. Maryam 5-6).

Makna mawali yakni para kerabat dan sanak yang lain yang berasal dari anak keturunan paman dan yang lainnya. Yakni sanak kerabat Nabi Zakariya adalah orang-orang yang lalai dalam urusan agama. Mereka lemah sekali dalam membawa risalah agamanya. Atau sibuk dengan dunia sehingga melalaikan urusan agama Bani Israil. 

Baca juga: Bersabar Hidup Bersama Suami Playboy, Kemudian Happy Ending

Oleh sebab itu Nabi Zakariya takut agama ini akan lenyap dengan kematiannya. Sehingga dia meminta seorang pengganti yang menempati posisinya setelah kematiannya yang peduli terhadap agama (sumber: Zubdatut Tafasir).

Maksud dari pewaris di sini bukanlah mewarisi harta. Sebab para nabi tidak mewariskan harta. “Jadikanlah ia ya Tuhanku, seorang yang diridhai, baik dalam akhlak dan perbuatannya" (Tafsir al-Wajiz).

Pewarisan nilai. Itulah esensi dari reproduksi anak yang banyak agar ada banyak generasi yang mewarisi nilai agama Islam di muka bumi. Agar ada yang terus mengenal Allah di muka bumi dan mengagungkanNya.

Berita 16 anak yang lahir dari keluarga muslim adalah kegembiraan bagi kaum muslim. Terlebih lagi jika pendidikan Al-Qur'an dan agama nya sangat baik dalam keluarganya. Itupun kegembiraan nabi saat kekuarga muslim banyak anak. 

Baca juga: Menjadi Suami dan Bapak Sebelum Waktunya

Makin Banyak Yang Sujud Kepada Allah, Makin Baik 

Karena akan banyak generasi seperti sabda beliau ini. “Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat mempunyai banyak anak. Karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab banyaknya kamu di hadapan para Nabi nanti pada hari kiamat” [HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Sa’id bin Manshur dari jalan Anas bin Malik). 

Para sahabat dulu luar biasa banyak keturunannya. Salah satu sahabat yang paling banyak anaknya adalah Anas bin Malik. Dikisahkan Anas dianugerahi 80 anak. Ada yang bilang 100 anak dan ada yang bilang 107 anak.

Berbeda saat kita mendengar ada keluarga nonmuslim punya banyak anak. Ada dua kesedihan di sini:

1.  Kesedihan ketika melihat banyak keluarga muslim yang takut punya banyak anak. 
Umumnya takut karena biayanya hidup anak. Padahal Allah telah menjamin rezeki setiap hamba yang lahir.

2. Kesedihan ketika banyak manusia lahir dari yang tidak kenal Allah

Pada 2010 agama Kristen adalah agama terbesar di dunia dengan estimasi pemeluk 2,2 miliar orang (31 persen) dari 6,9 miliar penduduk bumi. Islam berikutnya, dengan jumlah 1,6 miliar atau 23 persen.

Itu artinya 77 persen demografi penduduk dunia tidak kenal Allah dan tak mengesakanNya. Itulah kesedihan nabi kita. Maka setiap ada kelahiran baru dari rahim wanita muslimah, akan menjadikan Nabi saw. bangga dan senang.

Baca juga: Istri Menyesal Setelah Suami Meninggal | Dulunya Sering Meremehkan

Oleh Adhan Sanusi, Lc, Konsultan Keluarga dan Trainer Al-Qur'an di tahsinquran.com