Suami Istri Bertemu di Surga | Resepnya dan Doa

24-07-2021

Suami Istri Bertemu di Surga | Di sebuah iklan produk kesehatan versi media online, terdapat tulisan: Memiliki tempat yang dituju untuk pulang adalah rumah, memiliki seseorang yang dicintai adalah keluarga. Memiliki keduanya adalah berkah.

Di zaman yang serba modern saat ini, eksistensi keluarga kerap dikorbankan. Ya, dikorbankan demi kesibukan mencari uang, kesibukan mengejar ketenaran, kesibukan mencapai jabatan, dan kesibukan lainnya.

Padahal, sejatinya harta dan kesenangan itu tidak ada artinya jika kita kesepian. Tidak ada yang menyambut kita ketika kita pulang. Semua terasa hampa.

Suami Istri Bertemu di Surga, Kasih Sayang Keluarga Tak Bisa Dibeli

Bisa jadi kita menjadi sosok yang terkenal di luar sana. Namun, semua itu hanya keramaian sesaat. Itu hanya euphoria. Tak ada yang langgeng. Justru cinta kasih dari keluarga itulah yang akan lestari di hati kita.

Mendiang Steve Jobs, bos perusahaan Apple Inc. pernah curhat tentang keluarga pada hari-hari terakhirnya. Ia menderita Kanker Pankreas sejak 2004. Dan ia meninggal dunia pada 5 Oktober 2011 pada usia 56 tahun.

Seperti yang diketahui publik dunia, hingga tulisan ini dibuat Apple masih menjadi perusahaan komputer dan perangkat komunikasi terkemuka di dunia. Ponsel dan komputer Apple menjadi perangkat paling dicari dan paling prestisius saat ini.

Apple menjadi mendapat julukan big five di Amerika Serikat bersama Microsoft, Google, Jobs dan Amazon. Pada 2009, Jobs ditaksir punya kekayaan 5,1 juta Dollar AS dan menduduki orang terkaya ke-43 di AS. Tentu ini suatu puncak kejayaan di dunia ini.

Di tengah kekayaan dan kesuksesan itu, Jobs menulis catatan hariannya menjelang akhir hayatnya. Ia menuliskannya sembari menjalani perawatan medis. Catatan harian ini kemudian viral di media online.

Pengakuan Steve Jobs, Bos Apple. Inc Saat Detik-detik Akhir Hayatnya

Di antara potongan catatan itu sebagai berikut.

“Dalam dunia bisnis, aku adalah simbol dari kesuksesan, seakan-akan harta dan diriku tidak terpisahkan, karena selain kerja, hobiku tak banyak. Saat ini aku berbaring di rumah sakit, merenungi jalan kehidupanku, kekayaan, nama, dan kedudukan, semuanya itu tidak ada artinya lagi.”

“Malam yang hening, cahaya dan suara mesin di sekitar ranjangku, bagaikan nafasnya maut kematian yang mendekat pada diriku. Sekarang aku mengerti, seseorang asal memiliki harta secukupnya untuk digunakan dirinya saja itu sudah cukup. Mengejar kekayaan tanpa batas itu bagaikan monster yang mengerikan.”

“Tuhan memberi kita organ-organ perasa, agar kita bisa merasakan cinta kasih yang terpendam dalam hati kita yang paling dalam. Tapi bukan kegembiraan yang datang dari kehidupan yang mewah -itu hanya ilusi saja.”

“Harta kekayaan yang aku peroleh saat aku hidup, tak mungkin bisa aku bawa pergi. Yang aku bisa bawa adalah kasih yang murni yang selama ini terpendam dalam hatiku. Hanya cinta kasih itulah yang bisa memberiku kekuatan dan terang.”

“Ranjang apa yang termahal di dunia ini? Ranjang orang sakit. Orang lain bisa bukakan mobil untukmu, orang lain bisa kerja untukmu, tapi tidak ada orang bisa menggantikan sakitmu. Barang hilang bisa didapat kembali, tapi nyawa hilang tak bisa kembali lagi.”

“Saat kamu masuk ke ruang operasi, kamu baru sadar bahwa kesehatan itu betapa berharganya. Kita berjalan di jalan kehidupan ini. Dengan jalannya waktu, suatu saat akan sampai tujuan. Bagaikan panggung pentas pun, tirai panggung akan tertutup, pentas telah berakhir.”

“Yang patut kita hargai dan sayangi adalah hubungan kasih antar keluarga, cinta akan suami-istri dan juga kasih persahabatan antarteman.”

Jika Steve Jobs bisa merenung seperti itu, maka tentu orang mukmin bisa mendapatkan pelajaran yang lebih berharga. Bahwa keberadaan istri dan suami serta anak-anak adalah cinta sejati bagi seseorang.

Dinul Islam sangat menekankan kebaikan suami istri sebagai cermin kebaikan diri. Di antara 114 surat, salah satunya bernama Ali Imran (Keluarga Imran). Dan keluarga itu terdiri dari suami dan istri serta anak jika Allah anugerahkan. Agar suami istri bertemu di surga maka perlu sabar dan telaten. (Baca juga: Suami Istri Bertengkar | Rahasia Agar Tetap Samawa)

Waspadai Pondasi yang Rapuh

Baiknya suami istri ini nantinya akan menunjukkan betapa baik suatu masyarakat. Karena organisasi paling kecil adalah suami istri. Agar suami istri bertemu di surga, maka sejak di dunia ini harus saling menasihati dalam kebenaran dan dalam kesabaran. 

Seorang tokoh pergerakan Islam di Mesir, Hasan Al Banna, membuat tahapan membangun peradaban Islam. Ada tujuh langkah grand desain proyek amal Islami yang harus menjadi acuan individu dan organisasi muslim:

1. Islaahun nafs (reformasi diri),

2. Takwiin baitil muslim (membentuk keluarga islami),

3. Irsyaadul mujtama (penyadaran masyarakat),

4. Tahrirul wathan (memerdekakan negeri dari penjajahan/pengaruh asing yang merongrong),

 5. Ishlahul hukumah (reformasi pemerintahan),

6. i’aadah al-kiyaan ad-dauli lillummah al-islamiyah (mengembalikan peran umat Islam dalam percaturan internasional),

7. dan ustaadiyatul aalam (menjadi pemimpin dunia).

Di tulisan ini hanya membahas bahwa suami istri dan anak-anak merupakan pondasi bangunan peradaban Islam. Jika pondasi itu lemah atau runtuh, maka bangunan Islam juga runtuh.

‘Tiket’ Tuk Berkumpul Di Surga

Bekal utama bagi suami istri dan anak di antaranya pesan Allah dalam surat Al Ashr. “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasiehat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.”

Surat ini bekal utama bagi pribadi dan suami-istri serta keluarga mukmin. Imam Syafii takjub dengan surat ini dan berkomentar, “Kalau saja Allah hanya menurunkan surat ini, maka cukuplah.”

Jika tidak beriman dan tidak beramal shalih, maka suami istri dan keturunannya tidak bisa berkumpul di surga. Sedangkan para malaikat mendoakan surga bagi mukmin beserta istri dan anak dan nenek moyang mereka yang beriman. (Baca juga: Mencari Ketenangan Hati Dalam Islam)

Doa Agar Suami Istri Berkumpul di Surga

“(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan (malaikat) yang berada di sekelilingnya bertasbih dengan memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memohonkan ampunan untuk orang-orang yang beriman (seraya berkata)"

Rabbanā wasi’ta kulla syai`ir raḥmataw wa ‘ilman fagfir lillażīna tābụ wattaba’ụ sabÄ«laka wa qihim ‘ażābal-jaḥīm ‘Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan (agama)-Mu dan peliharalah mereka dari azab neraka yang menyala-nyala.

Rabbanā wa adkhil-hum jannāti ‘adninillatÄ« wa’attahum wa man á¹£alaḥa min ābā`ihim wa azwājihim wa żurriyyātihim, innaka antal-‘azÄ«zul-ḥakÄ«m 'Ya Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam surga Aden yang telah Engkau janjikan kepada mereka, dan orang yang shalih di antara nenek moyang mereka, istri-istri, dan keturunan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana” (QS. Al Mu’min 7-8).

 

###

Anda bisa bersedekah secara rutin ke Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF), sebuah lembaga amil zakat yang terpercaya di Indonesia sejak 1987.

Percayakan infaq terbaik Anda melalui rekening BSI ex BRI Syariah nomor 77.00.000.000 atau BSI ex Bank Mandiri Syariah nomor 703.996.999.2 atas nama Yayasan Dana Sosial Al Falah. (Baca juga: Bantu Azizah Calon Hafidzah Lawan TBC Paru-paru)

Foto: pixabay