Tiga Lansia Bersaudara Disabilitas Di Bondowoso Selalu Gandengan Jualan Sapu

13-09-2022

Tiga Lansia Bersaudara Disabilitas Di Bondowoso Selalu Gandengan Jualan Sapu  | Inspirasi kita kali ini adalah perjuangan tiga lansia kakak beradik. Ada yang tunanetra dan tunawicara. Ketiganya tinggal di Desa Mandiro, Kec. Tegalampel, Bondowoso. 

Yang tertua bernama Suali (70 tahun, tunawicara & tunanetra), lalu adiknya Halima (60 tahun tunawicara & tunanetra). Sedangkan si bungsu bernama Sunarse (53 tahun, tunawicara).
 
Hanya Bu Sunerse saja yang punya KTP. Kedua kakaknya tidak ada kartu identitas. Usia ini berdasarkan penuturan ketiganya saat ditemui tim YDSF. Menurut informasi, ketiganya tidak pernah menikah. Selama ini mereka hidup bertiga saja.  (Baca juga: Pemuda Bondowoso Merawat Ayah Tunanetra)

 

Enggan Meminta-minta

 

Yang luar biasa, mereka enggan meminta-minta di jalanan atau ke orang lain. Mereka tetap berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri. Sungguh suatu potret yang patut menjadi inspirasi. 

Mereka saling melengkapi, sesuai kebutuhannya. Di balik kekurangannya, mereka masih berkarya membuat sapu ijuk. Semua bahannya kelapa. 
Bahan-bahannya itu pemberian para tetangga terdekat. Dari hasil pembuatan sapu ijuk ini, tiap batangnya dijual seharga Rp 5 ribu saja. 

Mereka sudah biasa melakukan pembagian tugas. Yang satu selalu membersihkan halaman rumahnya dan yang satu sering membikin krupuk nasi hasil pemberian tetangga. Sedangkan yang Sunarse bagian memasak di dapur dan juga bagian belanja kebutuhannya.

Yang mengharukan adalah ketiga bersaudara ini berkeliling kampung saling bergandengan tangan sambil menjajakan jualan sapu. Ketiga bersaudara ini kompak. Sering bersama dan saling bantu. 

Tiga bersaudara ini tidak pernah mengeluh. Walau kadang tidak makan, mereka hanya diam. Enggan meminta-minta. 

Syukurnya ada tetangga yang peduli, sekadar memberi nasi dan tahu tempe. Beberapa warga juga sering memberi lauk pauk.

Rumah mereka juga memprihatinkan. Bangunannnya hampir roboh. Jika musim hujan, rumah mereka kebocoran dan air hujan membanjiri. Tempat tidurnya juga sering kebasahan. Akibatnya rusak tak karuan. (Baca juga: Niat Memajukan Kampung Muncar Banyuwangi Hampir Terkabul

 

Tak Ada Toilet, MCK Harus Ke Sungai

 

Yang paling merepotkan adalah rumah ini tak ada MCK-nya. Kalau mandi dan buang air, mereka harus melintasi pematang sawah dan kemudian tiba di sungai. 
Untuk menuju ke sungai, mereka harus menggunakan tongkat agar tidak terjatuh atau terpeleset. Apalgi jika musim hujan. 

Sebelum tulisan ini tayang, Tim YDSF perwakilan Bondowoso membantu perbaikan rumah mereka dan memberikan tambahan modal untuk usaha mereka itu.  
Melalui media ini, tim YDSF membuka pintu donasi bagi ketiga lansia ini. Misalnya untuk pengadaan sembako secara berkala dan mengganti tempat tidur mereka yang rusak terkena bocoran air hujan.   

Kemandirian mereka patut mendapat dukungan yang layak. Agar mereka terus optimistis menapaki kehidupan. Tujuan akhirnya adalah ridha ilahi. 

“Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin itu. Semuanya baik baginya dan kebaikan itu tidak dimiliki kecuali oleh mukmin. Jika dia mendapat kesenangan, dia bersyukur. Itu baiknya untuknya. Jika ia mendapat musibah, dia bersabar. Dan itu juga baik baginya” (HR. Muslim 7500). (Foto & naskah: Indah, Bondowoso). 

###
Mari dukung mereka. Mungkin kecil bagi kita, namun bisa jadi itu sangat berarti bagi mereka. 
BSI No. Rek. 703.996.9992
Atas nama Yayasan Dana Sosial Al Falah
Konfirmasi Donasi
WhatsApp: 0811-350-3151