Uniknya Pengorbanan Cinta | Dunia ini jadi indah dengan cinta. Cinta kepada pasangan, kepada keluarga dan kepada lingkungan. Dan cinta tertinggi adalah cinta ke Sang pemberi dan pemilik cinta: Allah Swt.
Dan tak ada cinta tanpa pengorbanan. Karena bukti dari cinta itu tak lain adalah sikap pengorbanan demi kekasihnya. Cinta tanpa pengorbanan hanyalah angan-angan kosong.
Uniknya Pengorbanan Cinta
Berkorban bisa berupa apapun, bisa benda mati yang berharga seperti emas dan perak. Bisa makhluk hidup seperti hewan dan tanaman. Bisa juga pengorbanan waktu dan tenaga.
Qurban itu berasal dari kata qariba (dekat). Dan kata qurban bermakna sangat dekat. Bisa jadi kata qurban/kurban ini diserap dalam bahasa Indonesia.
Sehingga kata pengorbanan itu bagian dari usaha seseorang untuk mendekatkan diri kepada kekasihnya. Karena secara naluri, seseorang itu berusaha kuat untuk mendekat kepada kekasihnya. Sekalipun ia harus berkorban, bisa dengan harta, waktu bahkan jiwanya.
Pengorbanan Hewan Demi Anaknya
Tak hanya manusia, hewan pun berkorban. Penguin misalnya. Sang jantan berkorban dengan berdiri selama dua bulan dalam dingin yang sangat di kutub hanya untuk melindungi telur yang bakal jadi anaknya.
Sang jantan hanya berdiri di atas es, tidak bisa cari makan atau lainnya. Kawanan penguin jantan terus-menerus berdiri sambil mengapit telur dan saling merapatkan diri dengan jantan lainnya agar tetap hangat di musim dingin.
Dalam banyak penelitian, penguin jantan yang mengerami telut ini juga harus berpuasa selama dua bulan (greeners.co). Berat badan penguin jantan akan berkurang sepertiganya nanti setelah telur itu menetas di musim semi yang lebih hangat.
Penguin jantan mengapit telur di antara kedua kakinya agar telur itu tetap hangat. Jika terlepas sekitar lima menit saja, telur itu bisa membeku dan gagal jadi anak penguin.
Sedang penguin betina bertugas mencari makan. Masa bertelur di musim dingin. Nanti di akhir musim dingin dan memasuki musim semi, telur itu menetas. Sehingga bayi penguin dan induknya bisa lebih mudah mendapatkan makanan di musim semi itu.
Pengorbanan dramatis lainnya adalah Sesilia (Apoda/Gymnophiona), spesies amfibi sejenis ular kecil atau cacing besar. Satwa ini hidup di dalam tanah yang gembur. Sehingga jarang ditemui manusia. Orang Jawa bilang: Ulo duwel.
Induk Sesilia membiarkan larvanya (setelah menetas) untuk menjilati sekresi di tubuhnya yang disebut kloaka. Sekresi adalah proses produksi dan pelepasan substansi kimiawi yang dilakukan oleh sel tubuh dan kelenjar. Zat yang dikeluarkan masih berguna untuk tubuh. Contoh: hormon dan enzim.
Bahkan Sesilia melakukan ‘pengorbanan’ karena bayi-bayinya seringnya merobek dan memakan kulit sang induk yang berlemak dan kaya nutrisi.
Kita juga ingat betapa heroiknya pejuang kemerdekaan RI. Sangat mashur pengorbanan Muhammad Toha dalam mempertahankan kemerdekaan di Kota Bandung. Demi melumpuhkan kekuatan pasukan Sekutu, Tentara Republik Indonesia (TRI) dan milisi-milisi di bawahnya berusaha membakar gudang-gudang senjata milik Jepang yang berusaha diambil alih oleh Sekutu.
Kekuatan senjata antara TRI dan Pasukan Sekutu yang dipimpin Inggris tidak seimbang. Sekutu punya senjata lengkap dan pasukan yang terlatih. Sedangkan TRI diisi oleh pemuda-pemuda dan milisi bentukan rakyat biasa.
Muhammad Toha dan rekannya bernama Muhammad Ramdan dari Barisan Rakyat Indonesia mengajukan diri sebagai sukarelawan. Keduanya meledakkan gudang amunisi yang berada di Desa Dayeuh Kolot Bandung. Keduanya gugur dalam aksi heroik itu (23 Maret 1946).
Aksi itu diikuti oleh seluruh warga Bandung dengan membakar rumah-rumah mereka sebelum mengungsi ke Bandung sebelah Selatan. Hal ini merupakan kesepakatan warga Bandung beberapa hari sebelumnya.
Aksi bakar ini bertujuan agar Sekutu tidak akan mampu menjadikan wilayah Bandung sebagai lokasi straregis. Aksi ini juga bagian perlawanan terhadap Sekutu yang di dalamnya ditumpangi NICA alias tentara Belanda yang ingin kembali menguasai Tanah Air.
Menurut catatan sejarah, sekitar 200 ribu warga Bandung mengungsi ke selatan dan mengorbankan rumah-rumahnya terbakar habis. Mereka mengungsi ke daerah pegunungan sambil menyaksikan Bandung berubah menjadi lautan api.
Baca juga: Sukses dari Pupuk Organik Mulai dari Nol
Berserah Diri Kepada Allah
Kisah pengorbanan Ibrahim dan Ismail menjadi puncak cinta seorang hamba kepada Sang Pemilik Cinta. Allah membenarkan mimpi itu. Ibrahim telah membuktikan cintanya. Ibrahim dan Ismail telah berserah diri.
Dan kata Islam juga bermakna berserah diri. Allah berfirman: aslim ‘berserah dirilah.’ Maka Ibrahim menjawab: aslamtu li robbil alamin ‘aku berserah diri kepada Tuhan semesta alam’ (QS. Al Baqarah 131).
Sang anak pun merespon perintah ayahnya, “Wahai ayahku, laksanakanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar” (QS. Ash Shaffat 102).
Dan keduanya telah berserah diri ‘falamma aslama…” (QS. Ash Shaffat 103). Allah tidak membiarkan pengorbanan itu menjadi tragedi kemanusiaan. “Dan Kami ganti anak itu dengan seekor sembelihan yang besar” (QS. Ash Shaffat 107).
Sebagai nabi paling akhir, Rasulullah Muhammad saw menjadikan penyembelihan/qurban ini sebagai sunnah dan hari raya kaum muslimin. Agar penyembelihan ini sebagai wujud pengorbanan dan sikap berserah diri kepada Allah.
Artikel ini pernah dimuat di Majalah Al Falah YDSF Jember, edisi 26 (Edisi Mei 2022).
Baca juga: Ternak Sapi Untuk Mbah Samad, Penderita Tumor Di Bondowoso
Foto: pixabay