Budidaya Jamur Tiram Untuk Pemula | Modal Awal Hanya Rp 25 Ribu

18-02-2021

Budidaya jamur tiram untuk pemula sudah dijalani oleh Syair. Dia adalah pemuda asal Desa Jambeanom, Kecamatan Jambesari Darusollah, Bondowoso, Jawa Timur. Sosok yang kini mengembangkan budidaya jamur tiram ini patut dijadikan inspirasi bagi kaum muda.

Kondisi ekonomi yang sulit tidak membuat lulusan teknik industri pangan Politeknik Jember ini lemah semangat atau menangisi keadaan. Justru bagi dia, hal itu ibarat cambuk yang memacunya untuk keluar dari kesulitan.

Ia memulai budidaya jamur tiram untuk pemula dari dari seorang pembicara di kegiatan di kampusnya tentang budidaya jamur. Ia terlecut untuk mencobanya.

Pada 2016, Syair mulai budidaya jamur tiram untuk pemula di rumahnya dengan hanya modal Rp 25 ribu. Berjalan sekitar satu bulan, lalu ia bisa mengembangkan menjadi sekitar 50 baglog/bibit dan mendapat keuntungan kurang lebih Rp 250 ribu saat itu.

Budidaya Jamur Tiram Untuk Pemula, Tak Berhenti Meski Gagal

Kemudian ia terus mengembangkannya. Dari hasil penjualannya dan ia mendapat 500 baglog. Namun ketika itu tahap ketiga ini ternyata gagal dan tidak ada satupun jamur yang tumbuh.

Meskipun gagal, pemuda ini tetap semangat dan terus mencoba budidaya jamur tiram untuk pemula. Saat itu, teman dan dosennya mengetahui kalau ia punya usaha budidaya jamur di rumahnya. Kemudian pihak kampus membuatkan tempat dan modal untuk Syair dan ketiga temannya untuk budidaya jamur tiram untuk pemula di kampusnya itu.

Setelah berjalannya waktu, usaha jamur yang dikembangkan Syair dan ketiga temannya itu tidak membuahkan hasil. “Sebenarnya jamurnya tumbuh, tapi siapa yang memanen itu tidak diketahui. Jangankan hasilnya, modal saja tidak kembali,” tutur  Syair.

Hasil evaluasi, harusnya sebuah usaha harus ada ketua, sekertaris dan bendahara. Jika suatu usaha yang dikomandani oleh banyak orang maka tak ada pembagian tugas yang jelas. Akibatnya, banyak hal tidak tertangani dengan baik.  

Setelah sistem kelompok dilakukan gagal, Syair tetap mencoba budidaya jamur tiram untuk pemula di rumah. Karena dia yakin bahwa dia akan sukses jika menekuni usaha jamur ini. Syair juga sempat kurang mendapatkan dukungan dari keluarga. Karena, menurut para kerabatnya usaha jamur bukan usaha yang potesial dan terkesan sepele. 

Beli Bensin Bayar Dengan Jamur

Syair juga menceritakan kisah pahit saat perjuangan menghadapi ujian sidang skripsi. Saat syair hendak berangkat ke kampus yang berjarak sekitar 35 km untuk menempuh ujian skripsi, orang tuanya tidak punya uang sama sekali. Ia hanya membawa bekal 2 kg jamur dari rumah.

Saat di jalan tiba-tiba ia kehabisan bensin dan membelinya eceran. Dia berniat membayarnya dengan 2 kg jamur itu. Barter.

Tenyata sang penjual tak mau menerimanya. Lalu ia pergi ke pasar untuk menjual jamurnya, dan memberikan jaminan tas beserta isinya kepada sang penjual bensin itu.  Seharusnya 2 kg jamur seharga Rp 40 ribu, tetapi hanya laku Rp 15 ribu.

“Saya tidak ada rasa gengsi. Pokoknya harus bisa dan saya harus terus berusaha,” ucapnya sambil tersenyum mengenangnya. Setelah lulus kuliah, dengan memanfaatkan media sosial sebagai sarana penjualan, Syair mengaku bahwa baglog-nya telah banyak diminati oleh para pengusaha jamur tiram dari berbagai kota.

Jadi Trainer Budidaya Jamur Tiram di Kalimantan

Bahkan, Syair juga sempat didatangi oleh pengusaha asal Balikpapan, Kalimantan Timur yang mengundangnya untuk menularkan budidaya jamur tiram untuk pemula. Tidak berpikir panjang, ia langsung menyetujui penawaran tersebut asalkan dibiayai akomodasi.

Syair tidak mengemukakan di awal-awal komunikasi tentang berapa honornya nantinya. Pokoknya, dia sudah senang dapat kesempatan melatih di Kalimantan itu. Yang penting, ada pengalaman lain. 

Syair pun terbang ke Balikpapan untuk memberikan pelatihan tentang menanam jamur selama satu bulan. Setelah Syair pulang, ia mendapatkan telepon dari pengusaha tersebut sembari mengucapkan terimakasih. Tak disangka, pengusaha ini mengirimkam sebanyak Rp 25 juta ke rekeningnya.

Sudah Menyebar Di 4 Kota 

Nama merek dagangnya Mitra Jamur Bondowoso. Tempat produksinya di daerah Sumber Jeruk. Ciri khas dari jamurnya antara lain kadar air lebih sedikit jenis jamur tiram putih. Selain Bondowoso, sudah ada lima mitra yang tersebar Pasuruan, Probolinggo, dan Situbondo. Baca juga resep komunikasi bisnis yang efektif. 

Tak henti hanya di situ, pemuda yang juga seorang guru SMK di salah satu pondok pesantren ini pun mencoba untuk menyentuh sektor hilir dari jamur tiram. Yakni dengan menjual jamur crispy, tepung jamur, dan krupuk jamur. Baca juga kisah seorang pelamar calon PNS yang selalu gagal lalu banting setir usaha roti bakar hingga sekarang punya 40 lapak. 

Buka Lapangan Kerja Baru
Hingga saat ini, usaha jamur tiram yang telah ia rintis sejak duduk di bangku SMA ini telah mampu mempekerjakan sekitar delapan ibu rumah tangga di sekitar rumahnya. Baca juga cara budidaya jamur tiram putih. 

“Mudah-mudahan ke depan nanti bisa lebih banyak lagi yang terbantu ekonominya dengan usaha ini,”harapnya.

“Ketenangan tidak bisa dibeli dengan uang, Banyak orang yang punya uang tapi hidupnya tidak tenang, untuk itu syukuri dan lakukan apa yang kita tekuni saat ini, jangan takut gagal. Karena kegagalan adalah awal mencapai kesuksesan,” pungkasnya.(sucik)
###

Jika Anda yang berwirausaha dan ingin bersedekah rutin agar usahanya berkah, silakan salurkan ke Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF). Lembaga ini berdiri sejak 1987 dan dipercaya 300 ribu donatur rutin setiap bulannya di empat provinsi. Titipkan donasi terbaik Anda ke: BRI Syariah nomor rekening 77.00.000.000 atau Bank Mandiri Syariah nomor rekening 703.996.999.2 atas nama Yayasan Dana Sosial Al Falah.