Konsultasi | Masa Lalu yang Kelam, Haruskah Dibuka Pada Calon Suami?

21-10-2020

Assalamualaikum Ustadz

Saya wanita usia 33 tahun, masih belum pernah menikah. Saat ini ada pria lajang yang serius dengan saya. Orangtua kami sama-sama setuju. Namun ada yang mengganjal di pikiran saya. Saya punya masa lalu yang suram. Saya bimbang tentang hal ini. Pertanyaan saya:

 

1. Mana yang baik, membuka masa lalu saya kepada calon suami atau saya tutup rapat-rapat? Saya takut dia akan membenci saya jika suatu saat nanti kami telah menikah dan dia tahu aib saya itu dari pihak lain.

2. Jika saya ceritakan masa lalu saya sebelum menikah ini, lalu dia batal menikahi saya. Bagaimana jika suatu hari nanti ada pria lain yang ingin serius dengan saya lagi? Bagaimana sikap saya sebaiknya?

Terima kasih atas penjelasan Pak Ustadz

Bunga, di wilayah Plat P. 

Jawaban :

Ananda Bunga (nama samaran kan) yang dirahmati Allah, masa suram seseorang atau bahkan perbuatan aibnya sekalipun tidak perlu diceritakan pada orang lain. Mengapa demikian? Karena sesungguhnya Allah Swt. saja selalu menutupi aib kita.

Nah, bagaimana mungkin kita membuka masa suram dan aib kita kepada orang lain. Biarlah kita dan Allah saja yang mengetahui agar menjadi peringatan dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan buruk itu.

Ingat, setiap manusia pasti melakukan kesalahan dan dosa, tetapi sebaik-baik manusia adalah mereka yang bertobat atas segala kekhilafan masa lalunya itu. Laki-laki yang bijak tentu tidak akan mengungkit-ungkit aib masa lalu calon pasangannya.

Selanjutnya urusan jodoh sebaiknya serahkan kepada Allah karena Dialah Zat yang Maha Mengatur dan menentukan segala-galanya dan tidak perlu merisaukan apakah calon pasangan Ananda akan mengetahui masa lalu kalian.

Memang, manusia diperintahkan berikhtiar. Namun harus diyakini bahwa Allah Swt. jualah yang menentukan. Dan harus diyakini pula bahwa Allah pasti memberikan yang terbaik Ananda. Dengan demikian sekali lagi Ananda Bunga tidak perlu merisaukan dengan masa lalunya.

Tataplah masa depanmu dengan penuh optimistis sambil berdoa semoga memperoleh pasangan hidup orang yang taat kepada Allah dan kelak mampu menjadi pemimpin dalam rumah tangganya dalam naungan ridlo Allah Swt.  Aamiiin.

Wallahu a'lamu bish-showaab.

 

Dijawab oleh: 

Dr. H. Sutrisno RS. M.HI. Ketua Dewan Syariah YDSF dan Dosen Fakultas Syariah IAIN Jember

Kirimkan pertanyaan Anda melalui SMS/WhatsApp ke 0811 350 3151 atau email ke: ydsf.jemberbisa@gmail.com (identitas penanya dirahasiakan)