Cara Mendapat Husnul Khotimah Bagi Mukmin

12-12-2020

               

Dalam hidup ini, ada suatu kepastian yang diyakini oleh manusia --beriman maupun bukan-- namun pada faktanya, kurang mendapat perhatian serius, yaitu: kematian. Kalau orang yang tak beriman, hal ini tak jadi soal karena mereka tak meyakini hari kebangkitan (akhirat). Lalu bagaimana dengan orang beriman? Inilah cara mendapat husnul khotimah bagi mukmin.

                Bagi orang beriman, kematian bukan sekadar kepastian, tapi sebagai pintu menuju kehidupan abadi di akhirat. Sayangnya, meski fakta ini begitu terang bak matahari di tengah hari, namun kurang mendapat perhatian yang cukup memadai.

         Karena itu, tidak mengherankan jika dijumpai manusia yang mengaku beriman, tapi dalam hidupnya sibuk mengumpulkan duniawi yang tak bakal dibawa mati. Sementara itu, kehidupan setelah kematian yaitu akhirat yang sudah pasti, seakan diabaikan sehingga bekal untuk mengarah ke sana jauh daripada cukup.

Cara Mendapat Husnul Khatimah: Harus Islam

           Padahal, dengan sangat gamblang  dan tegas, salah satu pesan yang disampaikan Allah dalam surah Ali Imran ayat 102 adalah terkait dengan kematian ini. “Janganlah kalian mati, melainkan dalam kondisi muslim.” Artinya, kematian dalam Islam mendapat porsi yang sangat penting untuk diperhatikan. Mati dalam keadaan mengamalkan ajaran Islam adalah cara mendapat husnul khotimah.

           Al-Hafidz Ibnu Katsir menafsirkan ujung dari Ali Imrah 102 ini sebagai berikut, “Dan janganlah kalian mati, melainkan dalam kondisi muslim.” Maksudnya adalah: jagalah (peliharalah) keislaman kalian saat sedang sehat dan selamat agar kalian mati dalam kondisi demikian. Sesungguhnya orang mulia, terbiasa melakukan kemuliaan. Orang yang hidup atas suatu (kebiasaan) tertentu, maka dia akan mati (sesuai) dengan suatu (kebiasaannya itu). Dan orang yang mati dalam suatu (keadaan tertentu), maka dibangkitkan sesuai dengan keadaan saat dia mati. Kita berlindung kepada Allah agar tidak mati dalam keadaan di luar Islam” (Tafsir Ibnu Katsir, II/75).

                Tafsir yang ditulis oleh Ibnu Katsir mengenai ujung ayat 102 surat Ali Imran ini mengungkap hikmah yang begitu penting. Di antaranya, pertama, bagi orang beriman, kematian adalah suatu kepastian yang harus dipersiapkan. Kedua, satu-satunya pilihan mulia bagi orang beriman adalah meninggal dalam kondisi muslim. Inilah cara mendapat husnul khotimah.

Bahkan Ibnu Katsir menyinggung, biasanya orang mati sesuai dengan kebiasaannya selama hidup. Inilah cara mendapat husnul khotimah, dengan kebiasaan amal sholeh, misalnya zikir setiap saat, membaca Al-Qur’an dan aktif kegiatan sosial. Oleh karena itu, perlu secara jujur bertanya kepada nurani masing-masing: kematian seperti apa yang akan dipilih dalam menyongsong kehidupan abadi?

                Silakan direnungkan jawabannya saat sedang instrospeksi diri. Untuk mempermudah jawaban, penulis ingin membuka cakrawala pembaca dengan menyajikan potongan-potongan sejarah menarik dari sahabat-sahabat Nabi saw. Semoga, bisa menjadi inspirasi dalam memilih cara mati menuju hayat yang abadi.

Husnul Khatimah dalam Perjuangan Islam

                Menjelang meletusnya momentum pertempuran Badar Kubra (2 H), Umair bin Hamam mendengar sabda Nabi yang begitu menggelorakan jiwanya, "Bangunglah kalian untuk menuju surga yang luasnya seperti langit dan bumi."

Dengan kepolosannya, secara jujur Umair bertanya kepada Nabi, "Luasnya seperti langit dan bumi?" dengan mimik wajah yang terlihat keheranan.

        Bayangkan! Sekaya-kayanya orang di dunia, tidak akan mungkin bisa memiliki bumi sekaligus isinya. Di sini, Umair sangat tercengang karena informasi yang menggambarkan luasnya surga yang seperti langit dan bumi, yang disediakan bagi mereka yang mau berjihad di jalan Allah.

        Nabi pun dengan mantap menjawab, "Ya." Mendapat jawaban yang meyakinkan ini, Umair berkata, "Bakh, Bakh (wauw)." Suatu kalimat yang menunjukkan kekaguman.              

         "Mengapa kamu berkata demikian?" tanya Rasulullah Saw. "Tidak apa-apa wahai Rasulullah, aku mengatakan demikan karena hanya ingin menjadi penduduk surga."

          Tanpa diduga, Rasulullah berkata, "Sesungguhnya engkau bagian dari penduduk surga." Allahu Akbar. Suatu jawaban yang membuat Umair semakin mantap --atas taufik dan rahmat Allah-- untuk memilih cara matinya.
Kemudian ia lekas bergabung ke medan tempur untuk memilih kematian terbaiknya menuju surga yang abadi.  Sedemikian rindunya dengan buah-buahan serta telaga di surga, sampai-sampai bekal perang berupa kurma untuk kekuatan badannya langsung dibuangnya. Inilah cara mendapat husnul khotimah, dsalah satunya dengan gugur dalam medan perjuangan membela kebenaran yang hakiki, yakni Islam.

         Bersamaan dengan waktu membuang kurma, ada pernyataan menarik yang disampaikan oleh Umair, "Seandainya aku masih hidup, sampai aku memakan kurma-kurmaku ini, maka sungguh ini adalah kehidupan yang lama." (Baihaqi,Dalaa`il an-Nubuwwah, 1405 H: III/69). Artinya, sebegitu rindunya kepada surga, waktu singkat untuk memakan kurma itu dianggap sebagai waktu yang begitu lama. Hatinya mantap untuk mati di medan jihad.

Amal Sholeh yang Rutin Hingga Wafat Husnul Khotimah

          Cita-cita luhur itu kemudian dimudahkan oleh Allah. Akhirnya, ia gugur seperti yang diinginkannya. Menjadi bagian dari syuhada yang gugur di medan perang. Masih banyak contoh lain dari kalangan sahabat. Ada yang meninggal ketika berdakwah: sebagaimana Khubaib bin Addi; ada yang meninggal ketika menjadi delegasi Nabi untuk mengirim surat ke Pembesar Persia; ada yang meninggal di tanah rantau saat mengemban tugas luhur keagamaan dan masih banyak lainnya yang semuanya –bagaimana pun cara matinya-- bertemu pada satu cita-cita: meninggal dalam kondisi muslim. Inilah di antara –cara-cara mendapat husnul khotimah.

Kita bisa memilih cara mendapat husnul khotimah dengan cara rutin bersedekah kepada fakir, miskin, yatim atau beasiswa bagi pelajar tak mampu melalui YDSF. Bisa melalui BRI Syariah nomor rekening 77.00.000.000 atau Bank Mandiri Syariah nomor rekening 703.996.999.2, atas nama Yayasan Dana Sosial Al Falah.

Silakan menyiapkan diri –sebagaimana kisah para sahabat Nabi tadi-- untuk menyambut suatu kepastian yang tak dapat dielakkan oleh siapapun ini menuju kehidupan abadi, dengan menjadikan sabda Nabi berikut ini sebagai kompasnya, “Siapa saja ingin dijauhkan dari api neraka, dan ingin dimasukkan ke dalam surga maka hendaklah ia menemui kematiannya dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari akhir, serta memberikan kepada manusia sesuatu yang ia suka (jika) diberikannya kepada (diri)nya (sendiri).”

Oleh Mahmud Budi Setiawan, alumnus Univ. Al Azhar Mesir
Foto: pixabay.com